Pemerintah dan BI Belum Searah Menata Perekonomian
Rencana pemerintah membuka kesempatan investasi asing
beberapa bidang usaha dalam Daftar Negatif Investasi menuai kritik dari
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardoyo. Mantan menteri keuangan itu
mempertanyakan apakah rencana pemerintah tersebut akan membantu menekan impor
dan meningkatkan angka ekspor.
Pengamat Ekonomi Purbaya Yudhi Sadewa menilai, pendapat Gubernur Bank Indoensia tersebut menunjukan bahwa konsentrasi para pengambil kebijakan di bidang moneter cenderung fokus terhadap penanggulangan defisit pada neraca transaksi berjalan.
"Sudah beberapa kali saya bilang. Mereka ini bingung mau mengambil langkah yang mana. Apakah menangani tingkat pertumbuhan ekonomi ataukah menangani defisit current account," tutur Purbaya kepada Okezone, Sabtu (9/11/2013).
Menurut dia, jika pemerintah berkonsentrasi untuk mengurangi defisit pada neraca transaksi berjalan maka mau tidak mau semua instrumen kebijakan yang menekan impor harus di ambil sambil menjalankan kebijakan yang meningkatkan sisi ekspor.
"Ini menunjukan ada beberapa perbedaan pandangan antara pemerintah, pengambil kebijakan fiskal dan Bank Indoensia sebagai pengambil kebijakan moneter. Perbedaan ini harus segera diatasi sebelum keadaan perekonomian lebih dalam jatuh karena tidak adanya ketegasan kedua lembaga," tambahnya.
Purbaya mengungkapkan, jika dilihat lebih detail, DNI yang akan direvisi pemerintah kali ini jauh lebih ketat dibanding revisi revisi sebelumnya. "DNI kali ini jauh lebih ketat. Coba dilihat lebih detail akan kelihatan," tambahnya.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia mempertanyakan rencana pemerintah membuka kesempatan investasi asing pada pengelolaan bandara dan pelabuhan dalam DNI. Menurut Agus, langkah tersebut tidak cukup untuk menaikkan ekspor sehingga memberikan pengaruh positif terhadap defisit transaksi berjalan.
"Saat ini kita harus berkonsentrasi pada kebijakan yang akan menaikan angka ekspor dan sebaliknya menekan angka impor," pungkasnya.
Pengamat Ekonomi Purbaya Yudhi Sadewa menilai, pendapat Gubernur Bank Indoensia tersebut menunjukan bahwa konsentrasi para pengambil kebijakan di bidang moneter cenderung fokus terhadap penanggulangan defisit pada neraca transaksi berjalan.
"Sudah beberapa kali saya bilang. Mereka ini bingung mau mengambil langkah yang mana. Apakah menangani tingkat pertumbuhan ekonomi ataukah menangani defisit current account," tutur Purbaya kepada Okezone, Sabtu (9/11/2013).
Menurut dia, jika pemerintah berkonsentrasi untuk mengurangi defisit pada neraca transaksi berjalan maka mau tidak mau semua instrumen kebijakan yang menekan impor harus di ambil sambil menjalankan kebijakan yang meningkatkan sisi ekspor.
"Ini menunjukan ada beberapa perbedaan pandangan antara pemerintah, pengambil kebijakan fiskal dan Bank Indoensia sebagai pengambil kebijakan moneter. Perbedaan ini harus segera diatasi sebelum keadaan perekonomian lebih dalam jatuh karena tidak adanya ketegasan kedua lembaga," tambahnya.
Purbaya mengungkapkan, jika dilihat lebih detail, DNI yang akan direvisi pemerintah kali ini jauh lebih ketat dibanding revisi revisi sebelumnya. "DNI kali ini jauh lebih ketat. Coba dilihat lebih detail akan kelihatan," tambahnya.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia mempertanyakan rencana pemerintah membuka kesempatan investasi asing pada pengelolaan bandara dan pelabuhan dalam DNI. Menurut Agus, langkah tersebut tidak cukup untuk menaikkan ekspor sehingga memberikan pengaruh positif terhadap defisit transaksi berjalan.
"Saat ini kita harus berkonsentrasi pada kebijakan yang akan menaikan angka ekspor dan sebaliknya menekan angka impor," pungkasnya.
Referensi
http://economy.okezone.com/read/2013/11/09/20/894380/pemerintah-dan-bi-belum-searah-menata-perekonomian
Kalimat efektif
1.
Kesepandanan
- Sudah
beberapa kali saya bilang
Sehrusnya
-
Suda beberapa kali diilang
2.
Kesejajaran
Tidak ditemukan
3.
Ketegasan
-
Mereka ini bingung mau mengambil langkah yang
mana.
seharusnya
-
Mereka bingung mau mengambil langkah yang mana.
Nama : Gema Reda Ramadhan
NPM : 19211221
Kelas : 3 EA 07
Tidak ada komentar:
Posting Komentar