Senin, 02 Desember 2013

Bukan Lembaga Pemberantas Korupsi yang Salah

Assalamualaikum Wr. Wb.
 
        Dalam Perjalanan Bangsa ini yang sudah merdeka selama 68 tentu sudah menginjak usianya yang sudah sangat dewasa dan berpengalaman. Namun ada salah satu hal dari bangsa kita ini yang selalu menjadi permasalahan dan tak pernah ada habisnya yaitu Korupsi. Kenapa Korupsi terus merajalela di negeri ini ? adakah yang salah dalam tatanan bangsa ini ?
      
      Dalam Islam korupsi disebut (ikhtilas) adalah suatu jenis perampasan terhadap harta kekayaan rakyat dan negara dengan cara memanfaatkan jabatan demi memperkaya diri atau orang lain.  Upaya pemberantasan korupsi di Indonesia bisa dikatakan telah berjalan sejak republik ini berdiri. Berdasarkan sejarah, selain KPK yang terbentuk pada tahun 2003, terdapat 6 lembaga pemberantasan korupsi yang pernah dibentuk di negeri ini, yakni: (i) Operasi Militer pada tahun 1957, (ii) Tim Pemberantasan Korupsi pada tahun 1967, (iii) Operasi Tertib pada tahun 1977, (iv) Tim Optimalisasi Penerimaan Negara dari sektor pajak pada tahun 1987, (v) Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TKPTPK) pada tahun 1999 dan (vi) Tim Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Timtas Tipikor) pada tahun 2005. Dalam pembentukan lembaga-lembaga ini bukan tidak ada hasil namun sangat cukup mebuat takut para koruptor, tetapi dalam kontek nyata para koruptor ini tidak ada kata jera. Kenapa ini bisa terjadi ?
        
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa saja yang kami (Negara) beri tugas untuk melakukan suatu pekerjaan dan kepadanya telah kami beri rezeki (upah/gaji), maka apa yang diambil olehnya selain (upah/gaji) itu adalah kecurangan.” (HR. Abu Dawud).

       Berbeda dengan kasus pencurian yang termasuk dalam bab hudud, korupsi termasuk dalam bab ta’zir yang hukumannya tidak secara langsung ditetapkan oleh nash, tetapi diserahkan kepada khalifah atau qadhi (hakim). Di Indonesia sendiri undang-undang anti Korupsi diatur  pada Undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan  tidak pidana korupsi. Dalam UU ini mengatur beberapa aturan tentang tindak pidana korupsi.
          
      Dalam Islam sendiri dicontohkan untuk hukuman para koruptor yaitu dalam bentuk hukuman ta’zir. Bentuk ta’zir untuk koruptor bisa berupa hukuman tasyhir (pewartaan atas diri koruptor; misal diarak keliling kota atau di-blow up lewat media massa), jilid (cambuk), penjara, pengasingan, bahkan hukuman mati sekalipun; selain tentu saja penyitaan harta hasil korupsi. Dalam hal ini ada 2 hal yang sama yaitu hukuman penjara dan hukuman penyitaan harta korupsinya. Tetapi sejauh ini tingkat korupsi di Indonesia masih saja pada tingkat yang cukup tinggi. Sehingga ini harusnya menjadi perhatian besar bagi khususnya lembaga hukum yang setidaknya bisa membuat atau merevisi UU yang ada menjadi lebih ketat lagi hukumnya, misalnya hukuman mati atau penjara seumur hidup bagi terpidana korupsi.
           Beberapa sahabat pun pernah mencontohkan beberapa hukuman untuk para koruptor seperti yang terjadi ketika :

halifah Umar bin Abdul Aziz, misalnya, pernah menetapkan sanksi hukuman cambuk dan penahanan dalam waktu lama terhadap koruptor (Ibn Abi Syaibah, Mushannaf Ibn Abi Syaibah, V/528; Mushannaf Abd ar-Razaq, X/209).

Adapun Khalifah Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu pernah menyita seluruh harta pejabatnya yang dicurigai sebagai hasil korupsi (Lihat: Thabaqât Ibn Sa’ad,Târîkh al-Khulafâ’ as-Suyuthi).

    Ini tentu mengidentipikasikan betapa seorang yang melakukan korupsi itu sangat merugikan orang banyak. Dan seharusnya ini menjadi perhatiaan serius antara pakar ekonomi dan Lembaga Pemberantasan korupsi. Dan Jika harta yang dikorupsi mencapai jumlah yang membahayakan ekonomi negara, bisa saja koruptor dihukum mati. Hukuman mati ini memang bukan semata-mata akan menghapus tindak korupsi seditaknya hukum mati ini akan menurunkan nyali seseorang untuk berbuat melakukan tindak korupsi.

   Ada langkah-langkah yang bisa mengurangi terjadinya tindak korupsi Pertama: pengawasan yang dilakukan oleh individu. Kedua: pengawasan dari kelompok, dan ketiga: pengawasan oleh negara.

Wassalamualaikum Wr. Wb.
www.nu.or.id
Keyword: MuslimIslamAswajaAnti Korupsi
 Nama: Gema Reda Ramadhan
Lomba blog muslim anti korupsi I

           

Minggu, 01 Desember 2013

Rumah makan Favorit

Dalam memilih Tempat makan yang menjadi favorit tentu tidak mudah kerena saya memilih tempat makan yang memang ada beberapa faktor-faktor yang mempengeruhi yaitu pelayanan, masakan, pasilitas, dan harga. Dalam kriteria rumah makan yang sudah cukup memenuhi kriteria saya jatu pada KFC.KCF sendiri selain memiliki krtiteria tersebut juga memiliki lebel halal. Adapun beberapa kelebihan KFC dibandingkan dengan restoran lainnya, di antaranya adalah sebagai berikut :
- KFC sudah terkenal dengan cita rasa ayam gorengnya yang sangat khas dan sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia. Semua orang suka dengan resep ayam goreng ini, baik anak-anak hingga dewasa.
- Adanya kontrol ketat dalam pelayanan khususnya, termasuk masalah kebersihannya. Hal ini menjadikan KFC terjamin tingkat kehigienisannya.
- Harganya juga cenderung terjangkau bagi seluruh kalangan di masyarakat Indonesia.
- Ada juga pilihan beberapa jenis nasi  sebagai bagian dari sajian ayam goreng. Hal inilah yang menyebabkan KFC mudah diterima, karena nasi merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia.
- Beberapa gerai KFC juga memberikan pelayanan selama 24 jam, sehingga masyarakat bisa menikmati KFC kapan saja.
-Adanya standar dalam pembuatan gerai yang bisa memberikan kenyamanan bagi pengunjung.

Nama : Gema Reda Ramadhan
Kelas :  3 EA 07
NPM : 19211221

Minggu, 24 November 2013

Contoh Metode Pengembangan Paragraf


Nama  : Gema Reda Ramadhan
Kelas  : 3EA07
NPM   : 19211221

Contoh paragraf  analogi
Seorang anak yang baru lahir masih suci. Baik buruknya anak tersebut bergantung pada bagaimana cara oran tua mendidiknya, pengaruh orang-orang terdekat dan lingkungannya. Seperti  kertas putih yang belum bernoda, akan menjadi apa kertas tersebut tergantung pada apa yang akan kita goreskan pada kertas putih tersebut.

2.       Paragraf Contoh
Penyair akan membuat sebuah puisi dengan cara menuangkan imajinasinya, barulah tercermin sebuah puisi. Pengarang novel merangkai ceritanya dengan pengembangan imajinasi. Demikian juga seniman akan menggoreskan lukisan didahului dengan imajinasinya ke arah yang sebenarnya. Memang benar imajinasi diperlukan dalam menciptakan suatu karya.

3.       Paragraf Definisi
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.

4.       Paragraf Proses
Tentunya kita semua mengetahui makanan yang bernama tempe. Tempe yang sering kita konsumsi merupakan makanan murah dan bergizi.  Banyak protein yang dikandung oleh tempe. Cara membuat tempe pun tidaklah sulit. Bahan yang akan diolah mudah diperoleh, yaitu kacang kedelai atau kacang-kacangan lain. Namun, bahan yang biasanya digunakan adalah kacang kedelai. Untuk membuat tempe, langkah yang  pertama kali dilakukan yaitu mengambil kedelai yang sudah kita siapkan sebelumnya.  Kita pilih terlebih dahulu kedelai yang bagus dan bersih. Kemudian, cuci bersih dengan air yang mengalir, dan kita rebus sampai terlihat masak. Rebusan tempe yang masih panas tersebut dibiarkan satu atau dua jam sehingga menjadi dingin.  Kulit kedelai masih melekat walaupun ada juga yang sudah mengelupas. Sekarang usahakan supaya kulit kedelai mengelupas semua. Caranya, masukkan kedelai ke dalam bakul, letakkan di bawah pancuran air dan aduk secara terus-menerus. Lakukan hal itu sampai kedelai terkelupas semuanya. Sambil membersihkan kedelai, didihkan air didalam panci besar, kemudian masukan kedelai yang telah dibersihkan dan rebus hingga empuk, setelah terlihat empuk, angkat dan buang airnya. 

5.       Paragraf Sudut Pandang
Dengan tersipu Imas dan Jaka menghalau kerbau mereka ke sungai. Bersama-sama mereka memandikan kerbaunya. Mereka pun sama-sama mandi. Namun hal itu tidak lama karena hari sudah senja. Ayah Imas melinting rokok di depan gubuk kecilnya semabrai  menunggu Imas pulang. Malam pun terasa mulai sunyi. Dari tepi hutan terdengar lolongan anjing.

6.       Paragraf Kausal
Pemerintah pada saat ini tidak lagi menggalakan program KB (keluarga berencana) kepada masyrakat sehingga , Pertumbuhan pendunduk di Indonesia terus meningkat yang dalam satu hari saja lahir bayi sebanyak 1000 jiwa, karena pertumbuhan penduduk tidak bisa di stop tetapi hanya bisa diperlambat.

7.       Paragraf Umum Khusus / Khusus Umum
Kepedulian kepada sesama harus ditumbuhkan kembali dalam kehidupan bermasyarakat. Hal itu diwujudkan melalui adanya perasaan senasib sepenanggungan dengan sesama. Jika ada tetangga atau kerabat mengalami kesulitan, maka segeralah ulurkan bantuan. Kesulitan akan terasa mudah jika ada kebersamaan antara kita. Berikan bantuan tanpa harus diminta. Jangan biarkan ada penderitaan sementara kita nyenyak dengan kebahagiaan.

8.       Paragraf Klasifikasi
Sistem penamaan jenis-jenis kritik sastra bervariasi, tergantung pada pendekatan yang digunakan. Pendekatan moral menekankan pada pertalian karya sastra dengan wawasan moral dan agama. Pendekatan historis, bekerja atas dasar lingkungan karya sastra yang berkaitan dengan fakta-fakta dari zaman dan hidup pengarang. Pendekatan impresionistik menjadi ciri khas aliran sastra romantik, menekankan pada efek personil karya sastra pada kritikusnya.

9.       Paragraf Perbandingan dan Pertentangan
Pasca gempa dengan kekuatan 5,9 skala richter, sebagian Yogyakarta dan Jawa Tengah luluh lantak. Keadaan ini mengundang perhatian berbagai pihak. Bantuan pun berdatangan dari dalam dan luar negeri. Bantuan berbentuk makanan, obat-obatan, dan pakaian dipusatkan di beberapa tempat. Hal ini dimaksudkan agar pendistribusian bantuan tersebut lebih cepat. Tenaga medis dari daerah-daerah lain pun berdatangan. Mereka memberikan bantuan di beberapa rumah sakit dan tenda – tenda darurat.

10.   Paragraf Klimaks dan Antiklimaks

a.       Paragraf Klimaks
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman kezaman sesuai dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap sedang jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Modelnya kira-kira menyerupai mesin giling yang digerakkan dengan tenaga uap. Tak lama kemudian, pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun berbentuk seperti tank. Traktor semacam ini adalah hasil produksi perusahaan Cartepillar. Jepang pun tak kalah peranannya dalam pembuatan traktor ini. Produksi Jepang yang khas di Indonesia dikenal dengan nama padi traktor, yang bentuknya telah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.
b.      Paragraf antiklimaks
Studi mengenai pembangunan di pedesaan Indonesia dari dimensi administrasi pembangunan pada hakekatnya memerlukan studi mengenai tiga perspektif. Pertama, kita memusatkan perhatian pada keadaan sumber-sumber yang utama di sekeliling mana penduduk pedesaan harus mengorganisasi eksistensinya, khususnya ciri - ciri yang terkait dengan masalah-masalah yang berskala nasional. Kedua, sebaiknya kita mengenal faktor-faktor sosial dan ekonomi yang menstrukturkan sifat interaksi diantara penduduk pedesaan, baik selaku pribadi maupun selaku anggota dari kesatuan sosial yang berbeda. Ketiga, kita memberi perhatian kepada pemerintah ( birokrasi ) baik sebagai pencerminan dari perspektif yang pertama maupun selaku pelopor perubahan.

Sabtu, 16 November 2013

Pertumbuhan Ekonomi Kurang Berkualita

Nama : Gema Reda Ramadhan
NPM : 19211221
Kelas ; 3 EA 07


Pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,4 persen pada triwulan II-2012 lebih banyak dinikmati kalangan kelas menengah. Hal itu karena pertumbuhan ekonomi yang kurang berkualitas.
Guru Besar Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Mudrajad Kuncoro menyatakan, pertumbuhan ekonomi meningkat dan pendapatan per kapita mencapai 3.540 dollar Amerika Serikat per tahun.
Namun, indikasi ketimpangan terlihat sebagai hasil proses pembangunan nasional saat ini. Hal itu diukur dengan ketimpangan distribusi pendapatan yang semakin lebar sebagaimana tecermin dari koefisien gini, yakni meningkat dari 0,33 tahun 2002 menjadi 0,41 tahun 2011.
”Ironisnya, penurunan kue nasional yang dinikmati kelompok 40 persen penduduk termiskin justru diikuti oleh kenaikan kue nasional yang dinikmati oleh 20 persen kelompok terkaya,” kata Mudrajad saat dihubungi di Jakarta.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi melihat pertumbuhan itu hanya dinikmati oleh kelas menengah ke atas, sedangkan masyarakat kelas bawah yang tergerus berbagai hambatan hanya berupaya bisa bertahan.
”Kalaupun untung, kelas bawah itu keuntungannya semakin tipis karena mereka harus merasakan tingginya harga bahan baku dan harus berhadapan dengan bunga kredit perbankan yang tinggi,” kata Sofjan.
Ia memastikan pertumbuhan yang saat ini dicapai dipicu oleh kenaikan pola konsumsi masyarakat dalam menghadapi puasa dan perayaan Idul Fitri. Soal investasi yang meningkat, menurut Sofjan, bukanlah merupakan hal baru.
Dikatakan, investasi yang saat ini terlihat gencar dilakukan, terutama oleh investor asing, merupakan proses yang sudah berlangsung dua tahun lalu. Bukan kecepatan proses investasi yang baru-baru ini diajukan, seperti investasi Foxconn dari Taiwan yang masih berkutat pada pencarian lahan industri.
Tidak banyak perubahan
Kalangan nelayan dan serikat buruh mengakui tidak banyak merasakan dampak dari pertumbuhan ekonomi triwulan II yang signifikan.
Cornelius Mahuze (32), nelayan tradisional warga suku Marind Kampung Mbuti, Distrik Merauke, Kabupaten Merauke, Papua, mengaku kehidupannya selama ini tidak mengarah lebih baik. ”Ya, begini-begini saja, hanya bisa jaring udang. Tidak punya perahu, tidak ada modal,” ujarnya, Selasa.
Cornelius sehari-hari bekerja menjaring udang di pinggir laut di Pantai Mbuti. Bila sedang musim udang, ia bisa mendapat 10-20 kilogram per hari. Udang dijual Rp 15.000 per kg. Bila bukan sedang musim udang, ia hanya bisa mendapat 1-2 kg dalam sehari. ”Kalau musim panas atau musim ombak besar, tidak ada penghasilan,” ujarnya.
Laurensius Mahuze (50), nelayan tradisional lainnya, warga Kampung Mbuti, juga hanya bisa mengandalkan menjaring udang di pinggir laut karena tidak memiliki perahu motor untuk menangkap ikan hingga ke tengah laut. Penghasilannya bergantung pada musim tangkap udang.
”Kalau tidak musim udang, saya hanya menjual kelapa muda Rp 5.000 per buah,” katanya.
Sementara menurut aktivis buruh di Surabaya, Jawa Timur, Jamaluddin, pertumbuhan ekonomi belum mampu menyejahterakan buruh dan hanya memberikan keuntungan bagi pelaku usaha. Hal itu tecermin dari bertambahnya pekerja dengan status alih daya sehingga kewajiban pemilik perusahaan, seperti memberikan hak pensiun, tunjangan kesehatan, dan biaya sekolah anak, justru nihil.
”Upah buruh di Indonesia paling murah dibandingkan Thailand, Singapura, Filipina, dan Malaysia. Artinya, pertumbuhan ekonomi tidak berbanding lurus dengan penghasilan buruh, apalagi petani dan nelayan,” katanya.
Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga, Surabaya, Subagyo, menilai, hasil dari semua itu justru dinikmati oleh investor asing yang sudah menguasai kepemilikan saham di hampir semua sektor usaha. ”Pertumbuhan ekonomi tidak berdampak langsung pada orang-orang kecil, tetapi justru para pemilik modal,” ujarnya.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana menyatakan, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2012 dipicu pertumbuhan konsumsi domestik dan investasi. Pemerintah menargetkan pertumbuhan investasi 11 persen, realisasinya bisa mencapai 12 persen.
”Bagaimana menjaga momentum dan meminimalkan ekspor yang turun. Kemudian kontribusi sektor pertanian paling bagus. Itu yang menjadi pendorong. Harapan kami, semua itu bisa diterjemahkan pada kesejahteraan rakyat dan mengurangi pengangguran,” ujarnya.


-  Pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,4 persen pada triwulan II-2012
                S                                                  P                      O
-  Cornelius sehari-hari bekerja menjaring udang
            S                           P           O
-  Pemerintah menargetkan pertumbuhan investasi 11 persen
            S                  P                                      O
-  Mudrajad Kuncoro menyatakan, pertumbuhan pendapatan per kapita mencapai 3.540.
             S                                 P                                              O

Sabtu, 09 November 2013

Pemerintah dan BI Belum Searah Menata Perekonomian (Kalimat Efektif)



Pemerintah dan BI Belum Searah Menata Perekonomian
Rencana pemerintah membuka kesempatan investasi asing beberapa bidang usaha dalam Daftar Negatif Investasi menuai kritik dari Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardoyo. Mantan menteri keuangan itu mempertanyakan apakah rencana pemerintah tersebut akan membantu menekan impor dan meningkatkan angka ekspor.

Pengamat Ekonomi Purbaya Yudhi Sadewa menilai, pendapat Gubernur Bank Indoensia tersebut menunjukan bahwa konsentrasi para pengambil kebijakan di bidang moneter cenderung fokus terhadap penanggulangan defisit pada neraca transaksi berjalan.

"Sudah beberapa kali saya bilang. Mereka ini bingung mau mengambil langkah yang mana. Apakah menangani tingkat pertumbuhan ekonomi ataukah menangani defisit current account," tutur Purbaya kepada Okezone, Sabtu (9/11/2013).

Menurut dia, jika pemerintah berkonsentrasi untuk mengurangi defisit pada neraca transaksi berjalan maka mau tidak mau semua instrumen kebijakan yang menekan impor harus di ambil sambil menjalankan kebijakan yang meningkatkan sisi ekspor.

"Ini menunjukan ada beberapa perbedaan pandangan antara pemerintah, pengambil kebijakan fiskal dan Bank Indoensia sebagai pengambil kebijakan moneter. Perbedaan ini harus segera diatasi sebelum keadaan perekonomian lebih dalam jatuh karena tidak adanya ketegasan kedua lembaga," tambahnya.

Purbaya mengungkapkan, jika dilihat lebih detail, DNI yang akan direvisi pemerintah kali ini jauh lebih ketat dibanding revisi revisi sebelumnya. "DNI kali ini jauh lebih ketat. Coba dilihat lebih detail akan kelihatan," tambahnya.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia mempertanyakan rencana pemerintah membuka kesempatan investasi asing pada pengelolaan bandara dan pelabuhan dalam DNI. Menurut Agus, langkah tersebut tidak cukup untuk menaikkan ekspor sehingga memberikan pengaruh positif terhadap defisit transaksi berjalan.

"Saat ini kita harus berkonsentrasi pada kebijakan yang akan menaikan angka ekspor dan sebaliknya menekan angka impor," pungkasnya.
Referensi
http://economy.okezone.com/read/2013/11/09/20/894380/pemerintah-dan-bi-belum-searah-menata-perekonomian

Kalimat efektif
1.       Kesepandanan
-  Sudah beberapa kali saya bilang

Sehrusnya
-          Suda beberapa kali diilang

2.       Kesejajaran
Tidak ditemukan

3.       Ketegasan
-          Mereka ini bingung mau mengambil langkah yang mana.

seharusnya

-          Mereka bingung mau mengambil langkah yang mana.

Nama : Gema Reda Ramadhan
NPM : 19211221
Kelas : 3 EA 07