Selasa, 08 Oktober 2019

Pohon Pisang yang Sudah Berbuah

Kisah seorang petani pisang yang berharap dibenaknya panen baik dan bagus. Sebut saja doni petani pisang yang setiap hari merawat tanaman pisangnya dari pagi sampai dengan sore merawat pohonnya itu. Doni tinggal disebuah desa terpencil nan jauh dari huruk pikuk kota. Doni memiliki 2 orang anak Zaskia dan Zaki dan seorang istri Aisyah. Setiap hari Doni bangun pagi jam 2 sudah bangun dan sholat tahajudnya kemudian dilanjutkan membaca ayat-ayat suci Al-quran sampai dengan subuh. kemudian setelah sebu dia pergi kekebuan yang hanya dia miliki sepetak kebun kecilnya. Daun - daun yang ada disekitar pohon pisang itu dia selalu dia bersihkan, tapa lupa memberi air yang cukup serta pupuk yang unggul buat tanaman pisangnya itu. 

Dari mulai bertunas Doni merawat pohon pisangnya itu, kerja keras nan ikhlas setiap hari doni tak ada rasa keluah kesah karena disanalah dia berikhtiar dan bergantung kepada Illahi agar selalu diberi kesuburan pohon pisangnya. pada suatu waktu musim kemarau panjang pun tiba tentu itu hal yang memang di khawtirkan oleh setiap petani. kekeringanpun meraja lela diseluruh desa. Tentu kondisi ini membuat doni khawatir pohon pisangnya yang dia tanam dan dia siram setiap hari mati dan buahnya tidak bisa matang dan hanya kering. 

Tetapi ditangah kondisi itu doni memcoba tetap tanang dan berdoa agar hujan turun dan mengkahiri masa kemarau panjang. ditangah kemarau pajang pun didesa sedang maraknya virus yang menyerang penduduk desa. Virus itu   menyerang bagian tubuh manusia yang membuat setiap orang demam panas kulit merah dan berbintik putih. Zaskia yang masih anak doni terkena visur tersebut dan tentu kesedihan keadaan seperti itu sangat disarasakan oleh seorang ibu Aisyah yang lhawatir dengan kondisi anaknya itu. sebualn sudah visur itu menyebar dipenduduk desa tersebut dan cukup memakan banyak korban nyawa sekitar 10 warga sudah meninggal akibat virus itu sehingga dengan kehawatiran itu, sebagian penduduk desa yang cukup dan mampuh secara ekonomi ditengah kondisi tersebut membuat beberapa orang memcoba keluar dari desa buat berobat kekota dan ada juga yang meninggalakan desa tersebut. Bagi doni bagi petani kecil tentu yang memang tidak memiliki dana lebih buat berobat atau pindah keluar dari desa itu hanya terdiam dan tetap tinggal didesa tersebut. 

Kondisi Zaskia pun semakin hari semakin parah yang awalnya hanya demam dan berbintik putih dan kulitnya merah sekarang berubah menjadi sering kejang kerjang dan harta yang hanya dimiliki doni yaitu sepetak kebun pisangnya itu. delam kondisi itu doni sempat  berpikiran ituk menjual kebun yang sepetak itu untuk biaya berobat Zaskia. Namun apalah daya kondisi desa yang tidak kondisif susah sekali untuk dapatkan pembelinya. (To be Continued)




Pontianak 08 Oktober 2019
_Ikhlas, Sabar, dan tetap Ikhtiar_ 

Selasa, 03 September 2019

04 September 2019 "KUMALAM SANTANJAYA"

Cerita berawal dari Kumalam Santanjaya seorang pemuda yang memiliki karakter pekerja keras, pendiam, dan simple. Indahnya mentari dipagi hai berubah karen adanya awan mendung. serdadu kuda berjalan menyusurin pantai bahtera mencari cahaya yang hilang. Hembusan angin selalu menyertai disetiap langkah kumalam, alunan suara ombak memberikan nada yang meredamkan keadaan. cahayapun tak kunjung datang, secerca cahaya kilat menyelimuti mendungnya pagi itu. kumalam seolah mencari cahaya yg hilang. serdadu kuda pun terus berjalan tanpa arah terus dan terus menyusuri pantai. tak disangka ada beberapa kawanan burung menghapiri dan memberi pesan bahwa ada hal yang lebih indah setalah kegelapan ini berakhir. kumalam lantas tetap berusaha mencari cahaya. kawana  burungpun lantas pergi dan melihat kumalam bergegas mencari cahaya itu. airpun mulai berjatuhan bahtera langit menangis dengan kondisinya. di derah air yang turun kumalam tetap memcu kudanya pntang menyerah angin seolah marah dia hembuskan sekencang kencangnya. kencangnya angin dan licinnya jalanan membuat kumalam terjatuh bersama kawanannya. kuda yang ditungganginya alami kesaktan dan tidak bisa berdiri lagi, kumalam coba bantu namun kuda itu seolah bilang kulam lari lari kumalam. kumalam yang sempat berpikir lari namun melihat kawan sodara yang selama ini bantu dia dalam keadaan sekarat. ayok kumalam kejar mimpi kamu terus berjuang jangan hiraukan kondisi ini kumalampun seolah bingung tak berdaya. dia malah berlari bukan kearah tujuannya itu, dia berlari kesbuah pohon pisang dan memotong dan memabawanya ke arah kudanya. dia berkata kita berjuang sama sama sampai kapanpun sama sama. diitengah guyuran air mata langit.. semakin deras semakin mecekam  kondis yang dihadapin kumalam. tak ada arah melintang berusaha dan berjuang tetapi ikatan keluarga lebih pentig dibandingkan hanya sekedar egois demi satu tujuan. saling menolongpun dilakukan kumalam. 2 jam kemudian kumalam coba bantu kudanya bangun dan menuntunnya di tengah derasnya angin pantai. angin masih berhembus namun air yang turun dari langin berangsur berhenti awan mulai pergi dan mencoba menyalamkan dengan senyuman langit yang indah dengan warna warni kehidupan coba ditampilkan disana. kumalam seolah bahgia dengan pencapainnya. da mencoba merenungkan perjuangannya itu. Dia berkata dalam hatinya ga akan seindah yang kita dpat tanpa berusaha dan kularga itu lebih penting dari suatu hal pencapaian. semua berakhir dengan senyuman indah.

#KUMALAM SANTANJAYA