Selasa, 21 Januari 2014

Mengapa Perusahaan Perlu Memperhatikan Perilaku Konsumen

















 













GEMA REDA RAMADHAN
(19211221)
3 EA 07





DAFTAR ISI
DAFTAR ISI …………………………………………………….……………………… 2
BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar belakang…………………………………………… .……………………..... 3
2.      Rumusan Masalah………………………………………………………………….. 5

3.      Tujuan Penulisan………………………………………………………………....... 5
4.      Manfaat Penulisan………………………………………………………………….. 5


BAB II PEMBAHASAN
a.       perilaku konsumen dan faktor-faktor perilaku konsumen….………....................... 6
b.      Peranan Prilaku Konsumen  Dalam Meningkatkan Daya Beli ……………….………..... 7
c.       strategi  pemasaran  yang tepat untuk keputusan pembelian pada konsumen ……. 10
BAB III PENUTUP     
            Kesimpulan………………………………………………………………………… 11

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..…....……………….  12





Mengapa Perusahaan Perlu Memperhatikan Perilaku Konsumen

BAB I
Pendahuluan


1.1. Latar Belakang
     
Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat, ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup, mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal serta berusaha memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi perusahaan  pesaing. Seorang pemasar dituntut mampu menciptakan strategi pemasaran yang tepat dalam rangka persaingannya dengan perusahaan lain. Pemasar juga harus menciptakan produk yang mampu mengkarakteristikkan diri agar konsumen mengenal produk-produk yang dipasarkan oleh perusahaan tersebut. Untuk mengantarkan identitas perusahaan agar mudah dikenal konsumen, merek menjadi hal yang sangat penting.
Dalam mengenal Produsen kita perlu mempelajari prilaku produsen  sebagai perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Suatu metode didefinisikan sebagai suatu wakil realitias yang di sederhanakan. Model perilaku produsen dapat didefinisikan sebagai suatu sekema atau kerangka kerja yang di sederhanakan untuk menggambarkan aktiviras-aktiviras produsen. Model perilaku produsen dapat pula di artikan sebagai kerangka kerja atau suatu yang mewakili apa yang di yakinkan Produsen dalam mengambil keputusan menjual dan mencari keuntungan
Adapun yang mempengaruhi factor-faktor perilaku produsen yaitu :
Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat sosial, kelompok anutan  dan keluarga. Sedangkan kekuatan pisikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan. Sedangkan tujuan dan fungsi modal perilaku produsen sangat bermanfaat dan mempermudah dalam mempelajari apa yang telah diketahui mengenai perilaku produsen.
Menganalisis perilaku produsen akan lebih mendalam dan berhasil apa bila kita dapat memahami aspek-aspek pisikologis manusia secara keseluruhan.
   Dengan demikian berarti pula keberhasilan pengusaha, ahli pemasaran, pimpinan toko dan pramuniaga dalam memasarkan suatu produk yang membawa kepuasan kepada konsumen dan diri pribadinya.
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para produsen. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen sampai tingkat yang lebih tinggi masih ada. Beberapa produsen masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama yang besar. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para produsen mengetahui factor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat merasakan  atau memenuhi factor tersebut.Tidak diragukan lagi, konsumen tergolong asset berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatu bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu biasanya mereka hanya bisa membuat rekomendasi dari teman dan relasinya.
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang.






1.2. Rumusan Masalah

a.       Apakah pengertian dari perilaku konsumen dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi perilaku konsumen ?
b.      Apakah perilaku konsumen sangat besar perannanya dalam meningkatkan daya beli konsumen terhadap suatu produk ?
c.       Apa  strategi pemasaran yang tepat untuk menciptakan keputusan pembelian pada konsumen ?
1.3. Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui pengertian dari perilaku konsumen dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi perilaku konsumen
b.      Untuk mengetahui perilaku konsumen sangat besar perannanya dalam meningkatkan daya beli konsumen terhadap suatu produk
c.       Untuk mengetahui  strategi  pemasaran yang tepat untuk menciptakan keputusan pembelian pada konsumen
1.4. Manfaat Penulisan
a)      Hasil penulisan makalah  ini dapat dijadikan sumber informasi dan masukan bagi perusahaan guna untuk meningkatkan  jumlah penjualan produk .
b)      Hasil penulisan makalah  ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman penulis  tentang alasan perusahaan perlu memahami perilaku konsumen dan hal-hal apa  yang perlu diperhatikan produsen  dalam memperhatikan perilaku konsumen.













BAB II
Pembahasan

2.1.  perilaku konsumen dan faktor-faktor perilaku konsumen

Perilaku konsumen sebagai disiplin ilmu pemasaran sangat berguna karena salah satu alasan mengenai pentingnya pemasaran adalah perusahaan tidak hanya memproduksi produk lalu menjualnya untuk mendapatkan laba yang besar, tetapi perusahaan juga ingin agar konsumen menjadi loyal kepada perusahaan.Dalam mewujudkan tujuan pemasaran dalam meningkatkan loyalitas pelanggan atau konsumen terhadap barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut, maka kita perlu memahami perilaku konsumen.“Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.”
Perilaku konsumen sangatlah berkaitan dengan pemasaran. Kaitan antara perilaku konsumen dengan pemasaran adalah perilaku konsumen sangat mempengaruhi kelancaran proses pemasaran. Pemasar harus bisa memahami perilaku atau sikap dari masing-masing individu yang menjadi sasarannya dalam memasarkan produk dan jasa.Perilaku setiap individu berbeda-beda. Perbedaan itu juga terdapat ketika mereka mengkonsumsi barang dan jasa. Konsumen dengan pendapatan yang tinggi dan kelas sosial atas, pasti mengkonsumsi barang yang berbeda dengan konsumen dengan pendapatan rendah dan kelas sosial bawah. Dalam hal ini, pemasar harus menerapkanstrategi pemasaran yang berbeda antara konsumen kelas sosial atas dengan konsumen kelas sosial bawah.
Dengan menerapkan strategi yang berbeda, maka pemasar dapat memasarkan barang dan jasanya kepada kedua jenis konsumen tersebut dan apabila didukung oleh produk dan pelayanan yang memuaskan konsumen, maka konsumen akan menjadi loyal terhadap produk dan jasa tersebut. Apabila konsumen bersikap loyal terhadap suatu produk dan jasa, maka pemasaran dari suatu produk maupun jasa akan menjadi lancar dan hal tersebut akan meningkatkan profit atau laba dari perusahaan tersebut.Semakin loyal seorang konsumen terhadap suatu barang dan jasa, maka produksi suatu barang dan jasa dalam perusahaan akan meningkat karena permintaan terhadap barang dan jasa meningkat. Dengan naiknya permintaan, maka produsen atau pemasar dapat meningkatkan produktivitas barang dan jasa dan akan meningkatkan pemasukan perusahaan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen:

a.Faktor Kebudayaan

Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya.

b. Faktor Sosial

Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa.

c. Faktor Pribadi

Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan.

d. Faktor Psikologis

Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang.

2.2.  Peranan Prilaku Konsumen  Dalam Meningkatkan Daya Beli

Perkembangan ekonomi saat ini sangat besar pengaruhnya pada perilaku konsumen, selain itu sukses tidaknya suatu perusahaan juga berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Hal tersebut menyebabkan perlu ditempatkan perilaku konsumen pada kerangka strategi pemasaran suatu perusahaan. Dengan memperhatikan konsumen, maka akan mengetahui apa yang di inginkan oleh konsumen saat ini. Perkembangan perekonomian saat ini, yang dapat kita lihat sangat sulit karena keadaan negara kita sedang mengalami krisis ekonomi, maka hal ini sangat mempengaruhi keinginan konsumen untuk mengkonsumsi suatu produk. Pengaruh krisis ekonomi kita sebagai produsen (perusahaan) menitik beratkan pada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam strategi pemasaran. Keinginan konsumen timbul dari adanya satu persepsi positif terhadap suatu produk yang dipasarkan oleh produsen. Konsumen sekarang ini mengalami krisis moneter, kita sebagai produsen (perusahaan) harus dapat melihat sikap dan minat konsumen yang sedang mengalami krisis moneter pada saat ini, dari hal ini kita dapat menentukn stimulus yang tepat kepada konsumen agar konsumen tertarik pada produk yang kita pasarkan. Jika hal ini ditelusuri lebih lanjut, dari ketiga artikel/ karya ilmiah yang ditulis oleh beberapa penulis tersebut erat hubunganya dengan perilaku konsumen. 

Strategi produk didesain untuk mempengaruhi konsumen baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek, strategi produk baru didesain untuk mempengaruhi konsumen agar mau mencoba produk; untuk jangka panjang, strategi produk didesain untuk mengembangkan loyalitas merek dan mendapatkan pangsa pasar yang besar.

A. Karakteristik Konsumen
       Dalam penganalisaan hubungan konsumen-produk, adalah penting untuk menyadari bahwa konsumen itu beragam dalam keinginan untuk mencoba suatu produk baru. Berbagai jenis konsumen yang berbeda dapat mengadopsi suatu produk baru pada tahapan siklus hidup produk yang berbeda pula.
     Salah satu fokus utama penelitian konsumen adalah untuk mengidentifikasi karakteristik inovator dan perbedaan mereka dari konsumen lainnya. Ulasan terhadap penelitian yang dilakukan ini menemukan bahwa inovator cenderung lebih berpendidikan dan lebih muda serta lebih memiliki mobilitas sosial, memiliki lebih banyak sikap yang cocok untuk menghadapi risiko (sikap petualang), partisipasi sosial yang lebih tinggi, dan lebih memiliki sikap kepemimpinan ketimbang konsumen lainnya.
Inovator cenderung adalah pengguna berat produk-produk lain dalam kelas produk yang sama. Inovator dapat memiliki struktur pengetahuan yang berkembang lebih baik untuk suatu kategori produk tertentu. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengerti dan mengevaluasi produk-produk baru lebih cepat, dan dengan demikian juga lebih cepat mengadopinya ketimbang konsumen lainnya.’

B. Karakteristik Produk
Karakteritik produk yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Kompabilitas (compability) adalah sejauh mana suatu produk konsisten dengan afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen saat ini. Misalnya jika kondisi-kondisi lainnya dianggap sama, jika suatu produk ternyata tidak membutuhkan perubahan penting pada nilai-nilai dan kepercayaan konsumen atau pada perilaku pembelian dan penggunaan konsumen maka konsumen tersebut akan lebih cenderung mencoba produk tersebut ketimbang produk lainnya.
2. Kemampuan untuk diuji coba (trialability) — sejauh mana suatu produk dapat dicoba dalam jumlah yang terbatas, atau dipilih kedalam jumlah-jumlah yang kecil jika untuk melakukan uji coba ternyata membutuhkan biaya yang tinggi.
3. Kemampuan untuk diteliti (observability) — mengacu pada sejauh mana produk atau dampak yang dihasilkan produk tersebut dapat dirasakan oleh konsumen lain. Produk baru sering didiskusikan masyarakat sehingga cenderung diadopsi lebih cepat.
4. Kecepatan (speed) adalah seberapa cepat mamfaat suatu produk dipahami oleh konsumen. Karena sebagian konsumen masih berorientasi pad keputusan yang dengan cepat dirasakan ketimbang yang ditunda, produk yang dapat memberikan mamfaat lebih cepat cenderung berkemungkinan lebih tinggi untuk paling tidak dicoba oleh konsumen.
5. Kesederhanaan (simplity) adalah sejauh mana suatu produk dengan mudah dimengerti dan digunakan konsumen.
6. Mamfaat relative (relative adventge) adalah sejauh mana suatu produk memiliki keunggulan bersaing yang bertahan atas kelas produk, bentuk produk, dan merek lainnya.
7. Simbolisme produk (product simbolisme) adalah apakah makna suatu produk atau merek bagi konsumen dan bagaimanakah pengalaman konsumen ketika membeli dan menggunakannya
8. Strategi pemasaran — sejumlah variasi karakteristik produk merupakan penyebab keberhasilan atau kegagalan produk dan merek. Walaupun tidak sepenuhnya merupakan suatu karakteristik produk, kualitas strategi pemasaran yang digunakan juga memiliki peran apakah suatu produk itu berhasil dan berkemampulabaan. Strategi pemasaran disini adalah dalam promosi, harga,dan distribusi.

2.3.  strategi  pemasaran  yang tepat untuk keputusan pembelian pada konsumen
Dua factor utama yang mempengaruhi konsumen, yaitu factor sosial budaya dan faktor psikologis. Perilaku konsumen sangat menentukan dalam proses pengambilam keputusan membeli yang tahapnya dimulai dari pengenalan masalah yaitu berupa desakan yang membangkitkan tindakan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan.
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan dengan harapannya. Seorang pelanggan jika terasa puas dengan nilai yang diberikannya oleh produk atau jasa masa sangat besar kemungkinannya untuk menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.
Kepuasan dibagi menjadi dua, yaitu kepuasan fungsional dan kepuasan psikologika. Kepuasan fungsional merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimamfaatkan sedangkan kepuasan psikologikal merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari produk.
Upaya-upaya untuk mempertahankan pelanggan:
a.       Menyulitkan pelanggan untuk mengganti pemasok. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara agar tidak berdampak pada pelanggannya untuk berganti pemasok.
b.      Memberikan kepuasan yang tinggi. Dengan cara ini maka akan sulit bagi pesaing untuk masuk walaupun dengan harga yang lebih murah atau rangsangan lain.












BAB III
Penutupan

3.1. Kesimpulan
            Konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatu bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya.
Perlu dikatehui bahwa, sebuah perusahaan perlu memperhatikan dimana posisi yang akan ditempati pada saat melakukan persaingan agar tidak menjadi perusahaan yang asal ikut bersaing namun tidak memliki kompetensi yang cukup dengan perusahaan yang lain.
            Perusahaan/pemasar yang bersaing juga perlu melakukan identfikasi terhadap lawan atau pesaingnya dan jangan menjadi lengah pada saat perusahaan sedang menjadi pemimpin pasar karena di satu sisi pesaing (baik penantang, pengikut maupun ceruk) akan mengintai kelengahan yang menjadi titik kelemahan perusahaan atau pemasar tersebut.
Dalam mewujudkan tujuan pemasaran dan meningkatkan loyalitas pelanggan atau konsumen terhadap barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut, maka kita perlu memahami perilaku konsumen. Perilaku konsumen yang tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh perusahaan perlu dicari informasinya semaksimal mungkin. Banyak pengertian perilaku konsumen yang dikemukakan oleh pada ahli, salah satunya yang didefenisikan oleh Angel dan kawan-kawan (1994) yang mengatakan bahwa perilaku konsumen sebagai suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk barang dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan penyusuli tindakan tersebut.






Daftar Pustaka

1.      Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen, cetakan pertama, Graha Ilmu, Jakarta.
2.      Academia.edu/rangkuman-manajemen-pemasaran-phillip-kottler-edisi-2011.html







Sabtu, 11 Januari 2014

tugas outline


Analisis Pengaruh Motivasi, Konpensasi, Dan Promosi Jabatan Terhadap Kualitas Kredibilitas Kerja Karyawan pada Universitas Gunadarma Kelapa dua Tahun 2013

LOGO_GUNADARMA

Nama : GEMA REDA RAMADHAN
NPM :  19211221
Kelas : 3 EA 07


UNIVERSITAS GUNADARMA
2013
BAB I
Pendahuluan

Latar Belakang
            Kredibilitas karyawan adalah hal yang sangat penting dalam melaksanakan kegiatan proyek atau kegiatan usaha dalam sebuah perusahaan atau lembaga. Karena kredibilitas karyawan dibutuhkan ketika perusahaan dalam keadaan naik maupun turun. Ketika sebuah perusahaan sedang mengalami peningkatan produksi yang artinya pejualan sebuah barang sedang naik otomatis seorang karyawan juga sangat memerlukan bekerja lebih sehingga dalam pekerjaannya itu ada titik jenuh dan ini bisa menurunkan kualitas mutu karyawan sendiri.
            Di dalam suatu perusahaan, karyawan merupakan salah satu asset penting. Produktivitas dan efisiensi kerja akan tercipta apabila karyawan bekerja sesuai dengan tujuan perusahaan. Salah satu tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk mencari keuntungan atau laba. Hal ini akan lebih terwujud apabila setiap karyawan mengetahui dan memahami tujuan perusahaan, sehingga dapat melaksanakan setiap pekerjaannya dengan baik.
            Selain itu, kita dapat melihat bahwa saat ini perusahaan besar yang ada di Indonesia berhasil karena didukung oleh cara kerja karyawan yang maksimal dalam mencapai target perusahaan. Hal ini karena adanya komunikasi yang harmonis antara pihak-pihak yang berkaitan di dalam suatu perusahaan.
 Rumusan Masalah Penelitian

A.        Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kualitas kridibilitas  kerja karyawan pada Universitas Gunadarma kelapa dua ?
B.         Apakah pengaruh konpensasi terhadap kualitas kridibilitas  kerja karyawan pada Universitas Gunadarma kelapa dua ?
C.        Bagaimana pengaruh promosi jabatan terhadap kualitas kridibilitas  kerja karyawan pada Universitas Gunadarma kelapa dua ?
Tujuan Penelitian

1.      Untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi terhadap kualitas kridibilitas  kerja karyawan pada Universitas Gunadarma kelapa dua.
2.      Untuk mengetahui bagaimana pengaruh  kompensasi terhadap kualitas kridibilitas  kerja karyawan pada Universitas Gunadarma kelapa dua.
3.      Untuk mengetahui bagaimana pengaruh promosi jabatan terhadap kualitas kridibilitas  kerja karyawan pada Universitas Gunadarma kelapa dua.

Batasan Masalah
            Dalam penelitian ini akan dibahas beberapa yang pengaruhi kualitas kredibilitas kerja karyawan pada Universitas Gunadarma kelapa dua, seperti motivasi, konpensasi, dan promosi jabatan kepada karyawan.

 Identifikasi Masalah
Dalam penelitian mengenai Pengaruh Motivasi, Konpensasi, Dan Promosi Jabatan Terhadap Kualitas Kredibilitas Kerja Karyawan pada Universitas Gunadarma Kelapa dua, peneliti menemukan beberapa masalah yang perlu di identifikasikan sebagai berikut :
a)                   Dampak motivasi terhadap kualitas kredibilitas kerja karyawan
b)                  Dampak konpensasi terhadap kualitas kredibilitas kerja karyawan
c)                   Dampak Promosi Jabatan terhadap kualitas kredibilitas kerja karyawan












BAB II
Tinjauan Pustaka
Landasan Teori
            Menurut Frederich Herzberg dalam buku “ manajemen sumber daya  manuusia” karya susilo Martoyo, S.E  mengatakan dalam teorinya yang berhubungan langsung dengan kepuasan kerja, yang didasarkan pada penelitian bersama di kota Pitsubrug dan sekitarnya. Dari hasil penelitian ini dikembangkan suatu gagasan bahwa ada 2 rangkaian kondisi yang mempengaruhi seseorang didalam pekerjaannya :
a.       Rangkaian kondisi pertama disebut “ factor motivotor”
b.      Rangkaian kondisi kedua disebut “ factor hygiene”
Dalam penelitiannya juga Harzberg mengemukakan yakni factor-faktor yang berperan sebagai motivator terhadap karyawan terdiri dari :
a.       Achieverement (keberhasilan Pelaksanaan )
b.      Recognition (pengakuan)
c.       The Work itself (pekerjaan itu sendiri)
d.      Respodensibilities ( tanggung jawab)
e.       Advancement (pengembangan)
Menurut Drs. Manullang, rangkaian faktor-faktor tersebut memang melukiskan hubungan seseorang dengan apa yang dikerjakannya (job contens); yakni kandungan kerjanya, prestasi pada kerjanya,  penghargaan atas prestasi yang dicapainya dan peningkatan dalam tugasnya.
Sedangkan factor hygiene yang merupakan factor kedua, dapat menimbulkan rasa tidak puas kepada pegawai atau dengan kata lain “demotivasi”, menurut Frederich Herzberg yang dikutip oleh Drs. Manullang, Terdiri dari :
a.       Company policy and adminitrasion (kebijaksanaan dan administrasi)
b.      Technical supervisor (supervisi)
c.       Interpersonal supervision (hubungan antarpribadi)
d.      Working condistion (kondisi kerja)
e.       Wages (gaji/upah)
Apabila factor-faktor hygiene ini diperbaiki, maka menurut Drs. Manullang tidak ada pengaruhnya terhadap sikap kerja yang positif, tetapi Kalau diabaikan atau dibiarkan tidak sehat, maka karyawan akan timbul ketidakpuasan.
Kompensasi juga mempengaruhi kualitas kredibilitas kerja seprti yang dikemukakan oleh Andrew E. Sikula dalam bukunya menyatakan bahwa “pengturan keseluruhan pemberian balas jasa bagi employers maupun employees baik yang langsung berupa uang (financial) Maupun yang tidak langsung berupa uang (nonfinancial)”. Dengan definisi tersebut dapat disadari bahwa kompensasi cukup mempengaruhi kualitas kredibilitas kerja karyawan.
Selain motivasi dan kompensasi ada juga yang mempengaruhi kualitas kredibilitas kerja karyawan. Dalam buku “personnel Manajemen” yang di tulis oleh Arun Manoppa dan Mirzas Sayadin dan  dikutip oleh   Drs. Manullang yaitu menyatakan bahwa suatu promosi belom tentu menambah penghasilan, namun umum bertambah tanggung jawab. Dan akibatnya tanggung jawab tersebut umunya akan bertambah penghasilan. Hanya tidak selalu demikian.

Hipotesis
Dalam penelitian ilmiah ini diperkirakan beberapa hasil yang akan muncul yaitu hal-hal yang akan terjadi ketika adanya penurunnan dan peningkatan  motivasi, konpensasi, dan promosi Jabatan terhadap kualitas kredibilitas kerja karyawan di Universitas Gunadarma kelapa dua. Penelitian ini diperkirakan hasil dari penelitian ini juga akan menjadi sumber pedoman dalam menentukan kualitas  kredibilitas kerja karyawan di Universitas Gunadarma.
Dari beberapa landasan teori diatas diperkirakan peningkatan  motivasi, konpensasi, dan promosi Jabatan sangat berperan penting untuk peningkatan kredibilitas kerja karyawan, sehingga diperlukannya penelitian ini yang memiliki tujuan untuk pengembangan atau peningkatan sebuah kredibilitas kerja karyawan.  
Dalam Penelitian ini memunculkan dua kemungkinan atau dua peluang yaitu akankah pengaruh motivasi, konpensasi, dan promosi jabatan akan sangat mempengaruhi kualitas kredibilitas kerja karyawan pada Universitas Gunadarma Kelapa dua, atau kah tidak akan mempengaruhi sama sekali






Bab III
Metode Penelitian

3.1.  Daerah dan Waktu Penelitian
Daerah penelitian di ambil di lingkungan Universitas Gunadarma kelapa dua  dan waktu penelitiannnya diambil dari karyawan, ketika dimana para karyawan sedang tidak telalu sibuk dengan kerjaan yaitu sekitar jam  13.00 pada hari jumat untuk menghindari pengisiaan data yang asal-asalan. Pada penelitian ini akan diperkirakan pada hari sesudah berlangsungnya ujian utama  karena kebanyakan karyawan Universitas gunadarma Kelapa dua biasanya tidak begitu sibuk. Penelitian ini akan dilakukan dengan jangka waktu sekitar maksimal 3 bulan agar penelitian ini hasilnya sesuai dengan hal yang ada terjadi dilapangan.
3.2.  Metode Pengumpulan data
Pengumpulan data dengan menggunakan metode kuisioner karena metode tersebut sangat cocok dengan jumlah karyawan yang banyak dan akan lebih cepat dan  juga lebih sedikit mengurangi tenaga dan waktu yang digunakan.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif dan data kuntitatif karena dalam penelitian ini memerlukan 2 jenis data tersebut untuk menunjang hasil yang akurat dalam sebuah penelitian ini. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dikarenakan tidak ditemukannya data sebelumnya, walaupun menggunakan sumber data primer yang memerlukan waktu dan tenaga lebih namun secara akurasinya data perimer lebih tepat pada sasaran penelitiannya . Dalam penelitian ini akan diambil 80% dari data kualitatif dan sumber data primer. Sedangkan data kuantitatif diambil 20%.
3.4. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian sendiri ditunjukan kepada sebagian karyawan di Universitas Gunadarma kelapa dua, teknik untuk menentukan populasi sendiri dengan membagi menjadi 2 teknik yaitu teknik Sampling Purposive dan teknik Simple Random Sampling dari teknik kedunnya pun dibagi persentasinya 50%-50% agar penelitian bisa dilihat apakah hasilnya homogen atau tidak. Alasan menggunakan teknik sampling purposive adalah karena dalam dunia kerja adanya beberapa orang yang memiliki pengaruh besar terhadap karyawan yang lainnya atau karywan yang biasanya menjadi leader di perusahaan. Alasan menggunakan teknik random sampling adalah menentukan sampel acak di beberapa karyawan yang biasanya setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda dari yang lainnya dan itu tejadi biasanya kepada orang yang memiliki pandangan atau analisis diri sendiri dan tidak mengikuti pendapat orang lain secara mentah.

3.5. Metode Analisis
Metode analisis deskriftif sangat berperan didalam penelitian ini dengan sumber data  yang cukup banyak,  dalam analisis ini memunculkan dua kemungkinan atau dua peluang yaitu akankah pengaruh motivasi, konpensasi, dan promosi jabatan akan sangat mempengaruhi kualitas kredibilitas kerja karyawan pada Universitas Gunadarma Kelapa dua, atau kah tidak akan mempengaruhi sama sekali. Hasil dari metode analisis ini akan terlihat jawabannya ketika sudah melakukan pembagian dan pengisian kuisioner secara langsung kepada responden dan kemudian di uraikan pada analisis kuantitatif. Jumlah responden diambil dari rumus slovin yaitu :
n =          N
            1+N(e)2

n= jumlah sampel minimum yang akan diambil
N= jumlah populasi
e= eror yang ditolerir

3.6. Definisi Operasional
Dalam penelitian sendiri motivasi adalah proses mencoba untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Drs. The Ling Gie mengatakan bahwa “motive” adalah suatu dorongan yang menjadikan pangkal seseorang melakukan sesuatu atau pekerjaan.
Kompensasi adalah segala hal yang di berikan setelah orang melakukan sesuatu yang kita inginkan.  Factor yang mempengaruhi perusahaan penetapan konfensasi yaitu :
a.       Kebenaran dan keadilan
Hal ini mengandung pengertian bahwa pemberian kompensesi kepada masing-masing karyawan  yang harus sesuai dengan kemampuan, kecakapan, pendidikan dan jasa yang telah ditunjukkan kepada organisasi.
b.      Dana Organisasi
Kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kompensasi baik berupa “financial” maupun “nonfinancial” amat tergantung kapada dana yang terhimpun untuk keperluan tersebut.
c.       Serikat karyawan
Para karyawan yang mengandung dalam suatu serikat karyawan dapat juga mempengaruhi pelaksanaan atau penetapan kompensaasi dalam organisasi.


d.      Biaya Hidup
Penyesuaian besarnya konfensasi, terutama yang berupa gaji/upah, dengan biaya karyawan beserta keluarganya sehari hari.
Promosi jabatan adalah sesuatu hal yang dilakukan oleh seorang atasan yang meningkatkan jabatan seseorang karena memang orang tersebut sudah cukup dalam perhitungan atasannya untuk bisa lebih berkarya lagi di divisi yang baru.  














Daftar Pustaka
Susilo Maryono S.E, 1994, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit BPFE- Yogyakarta
T. Hani Handoko, 1987, Manajemen personalia dan Sumber Daya Manusia Edisi 2, Penerbit BPFE- Yogyakarta